Rabu, 18 April 2012

PROTEIN



§   Protein adalah sistem dapar di CIS (cairan intrasel) dan CES (cairan ekstrasel)
§   Jumlah cairan ynag ada di intrasel 2/3 dari cairan tubuh, sedangkan cairan ekstrasel 1/3 dari cairan tubuh
§   Cairan ekstra sel terdiri dari intravaskuler (plasma) = 25% CES, dan intersisial = 75% CES
§   Dengan mengunakan enzim protease, albumin dapat dibagi lagi menjadi tiga domain yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda antara lain:
1.      Albumin yang mempunyai bentuk elips, yang berarti protein ini tidak akan banyak meningkatkan viskositas plasma sebagaimana yang dilakukan oleh molekul berbentuk memanjang sebagai fibrinogen.
2.      Menjaga cairan dari darah agar tidak bocor dari luar kedalam sel-sel/sebagai zat yang menentukan besarnya tekanan osmosis didalam darah.
3.      Kemampuannya mengikat berbagai macam ligand. Ligand ini mencakup asam lemak bebas (FFA), kalsium, hormone steroid tertentu, bilirubin dan sebagai triptofan plasma.
§   Memainkan peranan yang penting dalam transportasi tembaga didalam tubuh manusia. Sejumlah obat, termasuk sulfonamide, penisilin G, dikumarol dan aspirin terikat dengan albumin; hal ini mempunyai implikasi farmakologis yang penting yaitu dimanfaatkan untuk pengocokan (whipping), ketegangan, atau penenang dan sebagai emulsifier.
§   Tekanan osmotik adalah tekanan untuk mencegah aliran osmotic cairan
§   Tekanan onkotik adalah gaya tarik sifat atau system koloid agar air tetap berada dalam plasma darah di intravaskuler. Arti lain dari tekanan onkotik adalah tekanan osmotic yang dihasilkan oleh protein (albumin)
§   Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dihasilkan oleh cairan pada dinding pembuluh darah
§   Tekanan osmotic koloid plasma berfungsi untuk mempertahankan cairan agar tidak mengalir ke dalam rongga interstitial. Hal ni terutama fungsi albumin. Albumin dihasilkan oleh hati apabila terdapat kerusakan hati, maka dapat terjadi keadaan hipoalbumin
§   Pada pemberian albumin diberikan secara perlahan dikarenakan kerja albumin menarik cairan yang berada di ruang interstitial agar kembali kedalam intravaskuler. Apabila pemberian albumin terlalu cepat ditakutkan pasien akan mengalami sesak napas karena pada saat pemberian albumin, tekanan osmotic koloid plasma bekerja. Pada saat pemberian albumin, kita sebagai tenaga kesehatan harus memperhatikan perubahan tanda-tanda vital pada pasien karena kompenen albumin yang berat jenisnya besar akan mempengaruhi kerja jantung. Terutama pada pasien dengan usia lanjut dan yang mempunyai penyakit jantung. Karena dengan pemberian albumin, ditakutkan kerja jantung semakin berat dan nantinya akan menimbulkan sesak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar