Senin, 25 Maret 2013

ROLE MODEL


ROLE MODEL (CASE STUDY) PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR. Tbk


NAMA : NANDI SETIADI
KELAS : 4EA15
NPM : 12209605
MATA KULIAH : MANAJEMEN STRATEGIK
PENELITIAN : PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Tbk






Profil Perusahaan

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi)  merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
Sejarah
  • 1982 - PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi mi instan bermerek Sarimi. Itulah tahap awal perusahaan untuk membentuk perusahaan makanan terbesar Indofood.
  • 1984 - Bergabung bersama PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd (dari Grup Jangkar Jati), yang memproduksi mi instan bermerek Indomie.
  • 1986 - Mengakuisi PT Supermi Indonesia, yang memproduksi mi instan bermerek Supermi.
  • 1987 - Meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop Mie.
  • 1989 - Mengakuisi PT Sari Pangan Nusantara, yang memproduksi makanan bayi bermerek SUN.
  • 1990 - Membentuk perusahaan patungan dengan PepsiCo, Inc yang memiliki merek FritoLay dan mulai memproduksi makanan ringan seperti Chitato, Chiki, Cheetos, Jetz, Lay's, dan Qtela.
  • 1990 - Setelah melakukan akuisi dan gabungan, maka perusahaan didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma.
  • 1994 - Berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur.
  • 1995 - Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.
  • 1997 - Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi.
  • 2005 - Membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé, mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
  • 2006 - Mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
  • 2007 - Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru.
  • 2008 - Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.
  • 2009 - Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP.
  • 2010 - Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010.

Produk utama
  • Indomie
  • Pop Mie
  • Sarimi
  • Supermi
  • Mie Telur Cap 3 Ayam
  • Pop Bihun
  • Cheetos
  • Chiki
  • Jet-Z
  • Lays Potato Chips
  • Chitato Potato Chips
  • Qtela Cassava Chips
  • Indomilk
  • Cap Enaak
  • Tiga Sapi
  • Indoeskrim
  • Kremer
  • Crima
  • Nice Yogurt
  • Orchid Butter
  • Kecap Indofood
  • Sambal Indofood
  • Promina
  • SUN
  • Piring Lombok
  • Bumbu Kaldu Indofood
  • Bumbu Instan Indofood
  • Bumbu Racik Indofood
  • Bimoli
  • Simas Palmia
  • Happy Salad Oil
  • Bogasari
  • La Fonte
  • Trenz
CEO PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Sudono Salim atau Liem Sioe Liong (Hanzi:林紹良, pinyin: Lin Shaoliang) (lahir di Tiongkok, 19 Juli 1916 – meninggal diSingapura, 10 Juni 2012 pada umur 95 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia. Dia merupakan pendiri Grup Salim. KepemilikanGrup Salim meliputi Indofood, Indomobil, Indocement, Indosiar, BCA, Indomaret, Indomarco, PT Mega, Bank Windu Kencana, PT.Hanurata, dan PT Waringin Kencana dan lain-lain. Selain itu bersama Djuhar Sutanto, Sudwikatmono dan Ibrahim Risjad (dikenal dengan The Gangs of Four) mendirikan sebuah perusahaan tepung terigu terbesar di Indonesia yaitu, PT Bogasari Flour Mill.
Pada saat kerusuhan melanda Jakarta tahun 1998, rumahnya yang berada di Gunung Sahari , Jakarta Pusat, menjadi korban pengerusakan dan penjarahan. Setelah peristiwa tersebut, ia mulai mengalihkan kepengurusan bisnisnya kepada anaknya Anthony Salim, lalu pindah dan tinggal di Singapura hingga tutup usia 
Ia dikenal luas masyarakat dekat dengan mantan Presiden ke-2 Indonesia Soeharto. Usahanya diteruskan anaknya yakni Anthony Salim dan menantunya Franciscus Welirang

Anak perusahaan
  • PT Indofood Fritolay Makmur (berpatungan dengan PepsiCo)
  • PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (berpatungan dengan Nestlé)
  • PT Indolakto
  • PT PepsiCola Indobeverages (berpatungan dengan PepsiCo)
  • PT Sari Incofood Corporation (berpatungan dengan Incofood Corporation)
  • PT Quaker Indonesia (berpatungan dengan Quaker Oats Company)
  • PT Surya Rengo Container
  • PT Indomarco Adi Prima (Distribution)







Kegiatan PT. Indofood Sukses Makmur untuk membesarkan dan membuat produk tetap eksis di pasaran.
Produk yang dihasilkan kelima belas pabrik tersebut telah terstandarisasi secara menyeluruh, diantaranya bahan baku, parameter proses, mesin/peralatan, manpower (tenaga kerja), dan barang jadi. Standarisasi yang berlaku di semua pabrik tersebut telah disertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi International Standard Operation (ISO) termasuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain itu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga memiliki Sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan Sertifikat halal yang berlaku untuk semua produk internasional. Pada 21 Maret 1998 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001 yang diserahkan di Jakarta pada 3 Maret 1999. Kemudian pada 5 Februari 2004 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. diperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 (ISO 9001 versi 2000) dari badan akreditasi SGS International of Indonesia. Hal ini ditunjukan melalui slogan yang terdapat pada logo Indofood “The Symbol of Quality Foods” atau “Lambang Makanan Bermutu” yang mengandung konsekuensi hanya produk bermutulah yang dihasilkan. Produk bermutu tidak hanya dibuat dari bahan baku pilihan, tetapi diproses secara higienis dan memenuhi unsur kandungan gizi dan halal.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.
Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :

1. Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan

2. Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan dikeringkan.

Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah.
Disamping produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. pun turut memperhatikan pemasaran produk sehingga memungkinkan perusahaan untuk semakin berkembang. Berbgai cara kegiatan promosi dilakukan, seperti advertising (periklanan) baik itu di media cetak maupun media elektronik dan papan-papan reklame. Sedangkan kegiatan sales promotion meliputi pembagian hadiah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui undian-undian berhadiah.
Pemasaran mi instan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung dibagi kedalam dua wilayah pemasaran. Wilayah pemasaran I meliputi Bandung, Purwakarta, dan Sukabumi. Sedangkan untuk wilayah pemasaran II meliputi Tasikmalaya, Garut, Cirebon, dan Jati Barang.
Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah (1) memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya transportasi; (3) selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kultur perusahaan ini dikenal dengan nama “CONSISTENT” (Consumer, Innovation, Staff, Excellence, and Team Work). Sumber kekuatan dalam menghadapi tantangan ini bisa dilihat dari sisi konsumen, inovasi, karyawan, keunggulan produk dan kerjasama tim. Maksud dari akronim “CONSISTENT” adalah keberhasilan perusahaan tergantung kepada kepuasan pelanggan, inovasi merupakan kunci pertumbuhan di masa depan, staff yang handal merupakan aset terbesar perusahaan, kesempurnaan adalah pandangan hidup perusahaan, dan kerjasama tim menjadikan perusahaan ini sebagai pemenang.
            Selain itu perusahaan juga sering mengadakan event-event besar dan hari besar keagamaan guna lebih mendekatkan dan memperkenalkan produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ke masyarakat.
SUMBER : file:///D:/Nandi/Indofood%20Sukses%20Makmur%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm

PRODUK – PRODUK






































FESTIVAL DAN AWARD


Kamis, 21 Maret 2013

RANGKUMAN MANAJEMEN STRATEGIK BAB 1 DAN 2




= Setya Mitra Usaha =
Cita-cita :
Mempunyai tokoh yang bercabang atau tokoh yang maju dan punya cabang dan menjadi tokoh asesoris yang paling lengkap.


Tujuan :

1. Mencapai kemakmuan
2. Memuaskan pelanggan


Formulasi :

      1. Implementasi -> keputusan yang diambil
      2. Evaluasi : - baik
                         - kurang                                                    
                         - gagal
      3. Predikat : hasil dari evaluasi
      4. Rekomendasi : melakukan yang baik atau kurang atau gagal

Lingkungan -> factor eksternal

Factor eksternal -> sistemik -> factor yang mengikuti  sebuah proses lingkungan makro yang terus menerus akan mempengaruhi peluang kerugian.

Ekonomi Resesi -> Ekonomi Istirahat

·         Dimensi waktu dan orientasi
·         Dimensi pendaya gunaan sumber daya terukur
·         Dimensi keterlibatan manajemen puncak
·         Dimensi multi bidang

Basic Financial (keuangan) à Investasi

Forecast à melihat proses keuangan untuk ke masa depan.







4 Progam Kerja :

1.  Progam harus logis => Progam kerja yang masuk akal, contoh lokasi yang dekat

2.  Progam kerja harus rasional => Terukur , jelas (takarannya ada)

3.  Progam kerja harus realities => dilaksanakan / dilakukan.

4.  Progam kerja harus bisa diterima/ukuran keberhasilan, bisa menerima hasil sesuai dengan usaha kerja


a) Menghasilkan efektif, strategis, dan menghasilkan keputusan jelas dan tepat.
b) Pertanggung Jawab ‘EO’ (event organizing)

* Resiko yang harus di antsipasi :
   - perubahan lingkungan eksternal
   - linkungan yang tidak bersahabat (tingkat persaingan)

*Tugas tripikal yang harus diperhatikan :
  1. Kemampuan formulasi misi (falsafat organisasi -> konsep organisasi) memajukan, memutakhirkan, meningkatkan, menumbuhkan dan memperluas.
Visi  -> cita-cita
PTS -> konsep -> mencerdaskan -> tujuan -> menghasilkan lulusan yang berhasil.
Profil Organisasi -> Identitas
Etika Organisasi -> -      Bagaimana memperlakukan manusia (bersikap)??
-          Bagaimana cara menegur
-          Batas-batas kewajaran
-          Cara menegur/sepatutnya
·         Tujuan jangka panjang -> - Investasi
                    -Akusisi

“Strategi Jangka Pendek”

no
kegiatan
uraian
Penanggung jawab (fungsi)
waktu
Kendali
1
2
3


























Jumat, 08 Maret 2013

CONDITIONAL SENTENCES


Conditional sentences are linguistics expressing factual Implications, or Hypotesis situations and their Material conditional. They are so called because the validity of the Main clause of the sentence is conditional on the existence of certain circumstances, which may be expressed in a Dependent clause or may be understood from the context.
A full conditional sentence (one which expresses the condition as well as its consequences) therefore contains two Clause: the dependent clause expressing the condition, called the protasis; and the main clause expressing the consequence, called the apodosis. An example of such a sentence (in English grammar) is the following:
If it rains, the picnic will be cancelled.
Here the condition is expressed by the clause if it rains, this being the protasis, while the consequence is expressed by the picnic will be cancelled, this being the apodosis. (The protasis may either precede or follow the apodosis; it is equally possible to say "The picnic will be cancelled if it rains".) In terms of Logic, the protasis corresponds to the Antecedent (logic), and the apodosis to the Consequent.
Languages use a variety of grammatical forms and constructions in conditional sentences. The forms of verb used in the protasis and apodosis are often subject to particular rules as regards their grammatical tense and grammatical mood. Many languages have a specialized type of verb form called the conditional mood – broadly equivalent in meaning to the English "would (do something)" – for use in some types of conditional sentence.
Conditional Sentence Type 1
→ It is possible and also very likely that the condition will be fulfilled.
Form: if + simpe present, will-future
Example: If I find her address, I’ll send her an invitation.

Form

if + Simple Present, will-Future
Example: If I find her address, I will send her an invitation.
The main clause can also be at the beginning of the sentence. In this case, don't use a comma.
Example: I will send her an invitation if I find her address.
Note: Main clause and / or if clause might be negative. See Simple Present und Will-Future on how to form negative sentences.
Example: If I don’t see him this afternoon, I will phone him in the evening.

 

 

Use

Conditional Sentences Type I refer to the future. An action in the future will only happen if a certain condition is fulfilled by that time. We don't know for sure whether the condition actually will be fulfilled or not, but the conditions seems rather realistic – so we think it is likely to happen.
Example: If I find her address, I’ll send her an invitation.
I want to send an invitation to a friend. I just have to find her address. I am quite sure, however, that I will find it.
Example: If John has the money, he will buy a Ferrari.
I know John very well and I know that he earns a lot of money and that he loves Ferraris. So I think it is very likely that sooner or later he will have the money to buy a Ferrari.

Conditional Sentence Type 2

→ It is possible but very unlikely, that the condition will be fulfilled.
Form: if + Simple Past, Conditional 1 (= would + Infinitive)
Example: If I found her address, I would send her an invitation.

Form

if + Simple Past, main clause with Conditional I (= would + Infinitive)
Example: If I found her address, I would send her an invitation.
The main clause can also be at the beginning of the sentence. In this case, don't use a comma.
Example: I would send her an invitation if I found her address.
Note: Main clause and / or if clause might be negative. See Simple Past and Conditional 1 on how to form negative sentences.
Example: If I had a lot of money, I wouldn’t stay here.

Were instead of Was

In IF Clauses Type II, we usually use ‚were‘ – even if the pronoun is I, he, she or it –.
Example: If I were you, I would not do this.

Use

Conditional Sentences Type II refer to situations in the present. An action could happen if the present situation were different. I don't really expect the situation to change, however. I just imagine „what would happen if …“
Example: If I found her address, I would send her an invitation.
I would like to send an invitation to a friend. I have looked everywhere for her address, but I cannot find it. So now I think it is rather unlikely that I will eventually find her address.
Example: If John had the money, he would buy a Ferrari.
I know John very well and I know that he doesn't have much money, but he loves Ferraris. He would like to own a Ferrari (in his dreams). But I think it is very unlikely that he will have the money to buy one in the near future.

Conditional Sentence Type 3
→ It is impossible that the condition will be fulfilled because it refers to the past.
Form: if + Past Perfect, Conditional 2 (= would + have + Past Participle)
Example: If I had found her address, I would have sent her an invitation.
Form
if + Past Perfect, main clause with Conditional II
Example: If I had found her address, I would have sent her an invitation.
The main clause can also be at the beginning of the sentence. In this case, don't use a comma.
Example: I would have sent her an invitation if I had found her address.
Note: Main clause and / or if clause might be negative. See Past Perfect and Conditional 2 on how to form negative sentences.
Example: If I hadn’t studied, I wouldn’t have passed my exams.
Use
Conditional Sentences Type III refer to situations in the past. An action could have happened in the past if a certain condition had been fulfilled. Things were different then, however. We just imagine, what would have happened if the situation had been fulfilled.
Example: If I had found her address, I would have sent her an invitation.
Sometime in the past, I wanted to send an invitation to a friend. I didn't find her address, however. So in the end I didn't send her an invitation.
Example: If John had had the money, he would have bought a Ferrari.
I knew John very well and I know that he never had much money, but he loved Ferraris. He would have loved to own a Ferrari, but he never had the money to buy one.


Sumber :
-          http://en.wikipedia.org/wiki/Conditional_sentence
-          http://www.ego4u.com/en/cram-up/grammar/conditional-sentences