Senin, 07 Mei 2012

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN ILMU PEGETAHUAN

Peran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memeliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia berhasil membangkitkan diri menggalang semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan” sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Kenyataan sejarah itu berarti bahwa bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara efektif sebagai alat komunikasi antarsuku, antardaerah, dan bahkan antarbudaya.
Sebagai akibat dari ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia yang memiliki peran yang sangat menentukan sebagai alat komunikasi dalam peri kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.  Dalam hubungan ini, bahasa Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa resmi dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan pemerintahan, tetapi juga sebagai bahasa pengantar pada jenis dan jenjang pendidikan, sebagai bahasa perhubungan nasional (terutama dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional), sebagai sarana pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara masih harus terus dimantapkan dan dikaji ulang. Pada dasarnya peran atau fungsi bahasa Indonesia dari waktu ke waktu boleh dikatakan tidak mengalami perubahan. Artinya, rincian peran bahasa Indonesia, sekurang-kurangnya yang telah disinggung tadi, boleh dikatakan berlaku sepanjang masa selama bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Yang perlu dipertimbangkan ialah kemungkinan memberikan perhatian yang lebih khusus pada peran-peran tertentu, sesuai dengan perkembangan iptek, dan sebagai sarana pembinaan kehidupan budaya bangsa.

Bahasa Indonesia dan Pembinaan Kehidupan Budaya Bangsa
Kalau dalam hubungannya dengan persatuan dan kesatuan bangsa yang perlu diperhatikan adalah bahasa Indonesia dan bahasa daerah, tetapi dalam hal pengembangan iptek perhatian itu hendaknya dipusatkan pada bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bahasa asing. Pengaitan bahasa asing itu sekaligus menggambarkan kenyataan bahwa konsep-konsep iptek modern, pada umumnya berasal dari dunia barat, masih tertulis dalam bahasa asing.
Sehubugan dengan pemanfaatan dan kemungkinan pengembangannya, buku-atau tulisan-tulisan tentang iptek modern yang masih diungkapkan dalam bahasa asing haruslah bungan � � a �1T �:V nesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa resmi dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan pemerintahan, tetapi juga sebagai bahasa pengantar pada jenis dan jenjang pendidikan, sebagai bahasa perhubungan nasional (terutama dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional), sebagai sarana pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara masih harus terus dimantapkan dan dikaji ulang. Pada dasarnya peran atau fungsi bahasa Indonesia dari waktu ke waktu boleh dikatakan tidak mengalami perubahan. Artinya, rincian peran bahasa Indonesia, sekurang-kurangnya yang telah disinggung tadi, boleh dikatakan berlaku sepanjang masa selama bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Yang perlu dipertimbangkan ialah kemungkinan memberikan perhatian yang lebih khusus pada peran-peran tertentu, sesuai dengan perkembangan iptek, dan sebagai sarana pembinaan kehidupan budaya bangsa.diupayakan penyebarluasannya dalam bahasa Indonesia. Untuk itu, ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama, menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Kedua, mengusahakan agar dalam bahasa Indonesia juga tersedia perangkat peristilahan yang menyangkut bidang iptek tersebut. Cara yang disebutkan pertama akan sangat bergantung pada hasil kerja cara kedua. Artinya, penerjemahan buku-buku iptek ke dalam bahasa Indonesia hanya dapat dilakukan kalau perangkat peristilahan itu sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, upaya yang perlu dilakukan agar pengembangan bahasa Indonesia seimbang dengan gerak laju pembangunan di bidang iptek ialah penyusunan dan pembakuan istilahnya.
Penyusunan dan pembakuan istilah bidang iptek hendaknya dilakukan oleh para ahli di bidang yang bersangkutan bersama-sama dengan para ahli bahasa. Cara yang seperti inilah yang selama ini ditempuh oleh Pusat Bahasadalam rangka pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia, termasuk dalam hal penyediaan perangkat pristilahan di bidang iptek.
Salah satu aspek budaya bangsa yang telah disebutkan pada makalah ini ialah jati diri bangsa. Dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, dapat dikatakan bahwa jati diri bangsa itu pada gilirannya dapat juga ditafsirkan sebagai pembinaan kehidupan budaya bangsa. Kalau bahasa Indonesia tidak dapat melaksanakan perannya dengan baik sebagai alat komunikasi masyarakat bangsa, maka pertahanan kebangsaan dalam bentuk identitas dan sistem nilai itu akan rapuh. Bahasa indonesia akan makin kehilangan daya rekatnya sebagai alat pemersatu.
Dalam konteks pembinaan kehidupan budaya bangsa ini, interaksi yang perlu diperhatikan tidak saja antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah, tetapi juga antara bahasa Indonesia dan bahasa asing. Dalam hubungannya dengan  bahasa daerah, pemakaian bahasa Indonesia dalam bidang kebudayaan harus dapat memberikan gambaran dan pemahaman yang jelas tentang puncak-puncak kebudayaan daerah yang didasari oleh nilai budaya daerah yang luhur. Persentuhan antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah akan mengakibatkan dicorakinya kebudayaan nasional oleh ciri-ciri budaya daerah. Sebaliknya, persentuhan antara bahasa Indonesia dan bahasa asing akan membuat kebudayaan nasional itu agak bercorak mondial.
Berdasarkan kedua kecenderungan itu, bahasa Indonesia yang berperan dalam pembinaan budaya bangsa harus menampilkan diri, baik dalam sistem ketatabahasaannya maupun dalam kenyataan pemakaian bahasanya, sebagai filter yang akan menjaga keutuhan identitas dan sistem nilai yang bercorak nasional itu. Untuk itu, sejauh menyangkut pembinaan dan pengembangan bahasa, bahasa daerah dan bahasa asing harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menetapkan sistem dan pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia. Hal itu berarti bahwa unsur-unsur yang berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing itu, seperti yang telah dikemukakan, haruslah disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.     
Pembinaan bahasa Indonesia terus ditingkatkan sehingga penggunaannya secara baik dan benar serta dengan penuh rasa bangga makin menjangkau seluruh masyarakat, memperkukuh persatuan dan kestuan bangsa, serta memantapkan kepribadian bangsa. Penggunaan istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia harus dihindari. Pengembangan bahasa Indonesia juga terus ditinkatkan melalui upaya penelitian, pembakuan peristilahan dan kaidah bahasa, serta pemekaran perbendaharaan bahasa sehingga bahasa Indonesia lebih mampu menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Penulisan karya ilmiah dan karya sastra termasuk bacaan anakyang berakar pada budaya bangsa, serta penerjemahan karya ilmiah dan karya sastra yang memberikan inspirasi bagi pembangunan budaya nasional perlu digalakkan untuk memperkaya bahasa, kesastraan, dan pustaka Indonesia.
Pembinaan bahasa daerah perlu terus dilanjutkan dalam rangka mengembangkan serta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia dan khazanah kebudayaan nasional sebagai salah satu unsur jati diri dan kepribadian bangsa. Perlu ditingkatkan penelitian, pengkajian, daan pembangunan bahasa dan sastra daerah serta penyebarannya melalui berbagai media.
Kemampuan penguasaan bahasa asing perlu ditingkatkan dan dikembangkan untuk memperlancar komunikasi dengan bangsa lain di segala aspek kehidupan terutama informasi ilmu pengetaahuan dan teknologi. Di samping itu, penguasaan bahasa asing juga memperluas cakrawala pandang bangsa sejalan dengan kebutuhan pembangunan. 

Berdasarkan kedua kecenderungan itu, bahasa Indonesia yang berperan dalam pembinaan budaya bangsa harus menampilkan diri, baik dalam sistem ketatabahasaannya maupun dalam kenyataan pemakaian bahasanya, sebagai filter yang akan menjaga keutuhan identitas dan sistem nilai yang bercorak nasional itu. Untuk itu, sejauh menyangkut pembinaan dan pengembangan bahasa, bahasa daerah dan bahasa asing harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menetapkan sistem dan pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia. Hal itu berarti bahwa unsur-unsur yang berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing itu, seperti yang telah dikemukakan, haruslah disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.     
Pembinaan bahasa Indonesia terus ditingkatkan sehingga penggunaannya secara baik dan benar serta dengan penuh rasa bangga makin menjangkau seluruh masyarakat, memperkukuh persatuan dan kestuan bangsa, serta memantapkan kepribadian bangsa. Penggunaan istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia harus dihindari. Pengembangan bahasa Indonesia juga terus ditinkatkan melalui upaya penelitian, pembakuan peristilahan dan kaidah bahasa, serta pemekaran perbendaharaan bahasa sehingga bahasa Indonesia lebih mampu menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Penulisan karya ilmiah dan karya sastra termasuk bacaan anakyang berakar pada budaya bangsa, serta penerjemahan karya ilmiah dan karya sastra yang memberikan inspirasi bagi pembangunan budaya nasional perlu digalakkan untuk memperkaya bahasa, kesastraan, dan pustaka Indonesia.
Pembinaan bahasa daerah perlu terus dilanjutkan dalam rangka mengembangkan serta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia dan khazanah kebudayaan nasional sebagai salah satu unsur jati diri dan kepribadian bangsa. Perlu ditingkatkan penelitian, pengkajian, daan pembangunan bahasa dan sastra daerah serta penyebarannya melalui berbagai media.
Kemampuan penguasaan bahasa asing perlu ditingkatkan dan dikembangkan untuk memperlancar komunikasi dengan bangsa lain di segala aspek kehidupan terutama informasi ilmu pengetaahuan dan teknologi. Di samping itu, penguasaan bahasa asing juga memperluas cakrawala pandang bangsa sejalan dengan kebutuhan pembangunan. 

Bahasa Indonesia dan Sumbangannya terhadap  Kehidupan Bangsa
Ungkapan ”bahasa menunjukkan bangsa” memperlihatkan kesalingterikatan yang sangat erat antara bahasa dan kehidupan bangsa. Seberapa jauh tingkat dan intensitas kesalingterkaitan itu berbanding sejajar dengan besarnya sumbangan yang diberikan bahasa terhadap kemajuan bangsa itu sendiri. Kesalingterikatan itu akan diwarnai oleh peran bahasa, terutama dalam pembangunan jati diri dan sistem nilai yang bercorak nasional. Dalam konteks Indonesia, hal itu akan dengan sendirinya tercermin melalui kekuatan atau daya rekat yang dimiliki bahasa Indonesia untuk mempersatuakan berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang etnis, budaya, dan bahasa yang berbeda menjadi kesatuan masyarakat yang lebih besar yang disebut bangsa Indonesia.
Dalam hubungan itu, perlu disinggung hubungan antara bahasa Indonesia dan bahasa daerahyang jumlahnya ratusan itu. Hubungan itu dapat dilihat sekurang-kurangnya dari dua sisi, yaitu sisi bahasanya dan sisi para pemakainya. Dari segi bhahasanya kita melihat adanya hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah dalam hal pemerkayaan kosakata masing-masing. Bertambah kayanya kosakata bahasa Indonesia, antara lain, berasal dari berbagai bahasa daerah. Demiukian pula sebaliknya, bahasa daerah pun turut diperkaya kosakatanya oleh bahasa Indonesia.
Sumbangan dari setiap bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia itu sudah barang tentu tidak berlangsung berdasarkan atas keadilan  dan pemerataan. Asas itu justru harus dikembalikan pada kondisi objektif dari setiap bahasa daerah yang bersangkutan. Atas dasr itu, hanya bahasa daerah yang ’kuat’ yang dapat memberikan sumbangannya terhadap bahasa Indonesia. Faktor kuatnya bahasa daerah itu itu dapat diamati, antara lain, dari jumlah penuturnya, seberapa jauh bahasa daerah itu menjadi sarana pendukung utama kebudayaan kelompok etnis yang bersangkutan, dan seberapa jauh bahasa daerah yang bersangkutan digunakan sebagai sarana komunikasi secara tertulis. Dengan memprhatikan ketiga faktor itu, keberadaan bahasa-bahasa daerah haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk keperluan pemerkayaan kosakata dan pemantapan sistem bahasa Indonesia. Catatan yang patut ditambahkan ialah bahwa kata apa pun yang berasal dari bahasa daerah mana pun tunduk pada aturan atau mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Hubungan bahasa Indonesia dan  bahasa daerah dilihat dari sisi para pemakainya merupakan masalah pembinaan. Dengan mengecualikan mereka yang belum mampu dapat nerbahasa Indonesia, pada mumnya dapat dikatakan bahwa penduduk Indonesia merupakan penutur yang bilingual karena di samping menguasai bahasa Indonesia, mereka juga dapat menggunakan salah satu bahasa daerah sebagai bahas ibunya. Penguasaan dua bahasa sekaligus oleh seseorang akan mengakibatkan kemungkinan terjadinya apa yang secara teknis disebut interferensi, baik interferensi yang bercorak gramatikal maupun leksikal.
Pengamatan terhadap kenyataan pemakaian bahasa Indonesia memperlihatkan bahwa interferensi leksikal lebih menonjol daripada yang gramatikal. Gejala itu jelas menggambarkan kurang cermatnya penutur yang bersangkutan dalam menggunakan bahasa Indonesia dan, apabila secara kebetulan si lawan bicaranya tidak memahaminya, hal itu akan mengganggu kelancaran komunikasi. Kalau hal itu terjadi, bahasa yang diguakan tidak lagi efektif sebagai sarana komunikasi. Dalam skala nasional, cara berbahasa seperti itu hendaknya mendapat perhatian yang layak dari semua pihak yang berkepentingan agar  gejala tersebut tidak sampai menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Masalah itu perlu kita sadari bersama karena dalam kerangka pembangunan nasional, jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan.
bangsa merupakan modal dasar kedua setelah kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara.
Peran bahasa Indonesia dalam pembangunan bangsa erat pula kaitannya dengan kualitas penduduknya. Dalam makalah ini kualitas penduduk itu dihubungkan dengan mutu atau tingkat penguasaan bahasa Indonesia. Menurut sensus penduduk 2000 bahwa 82,87% dari penduduk Indonesia sudah dapat berbahasa Indonesia. Tanpa memperhitungkan seberapa jauh mutu atau tingkat penguasaan bahasa Indonesia mereka, karena sama sekali tidak terdapat indikator yang dapat digunakan untuk keperluan itu, dapatlah dikatakan bahwa angka 82,87% itu memperlihatkan banyaknya prosentase penduduk Indonesia yang dapat menyerap dan memahami konsep-konsep dan informasi pembangunan yang disampaikan dengan bahasa Indonesia. Dari kelompok penduduk inilah sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan bangsa diharapkan dapat ditingkatkan.
Pembanguan sumber daya yang potensial dan produktif dapat pula diikaitkan dengan peran bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan. Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar mencerdaskan kehidupan bangsa ini pada dasarnya dapat dipandang sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang potensial dan produktif itu.  Setelah memasuki lapangan kerja, mereka juga berhadapan dengan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi yang digunakan secara lisan atau tertulis dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian, bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat menentukan dalam rangka pembangunan bangsa. Agar pembengunan ini berhasil seperti yang direncanakan, bahasa Indonesia yang digunakan sebagai sarana komunikasinya perlu dikuasai secara mantap. Sampai pada tingkat tertentu bahasa Indonesia tidak saja dikatakan bahwa bahasa Indonesia merupakan sarana pembuka jalan seseorang akan bertanding sejajar dengan bidang tugas atau pekerjaan yang terbuka bagi yang bersangkutan. 


PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA KONTRIBUSINYA

pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/.../Maklh_Semnas_Dies_UNS_XXXIV.do...

1 komentar: