Senin, 03 Oktober 2011

Analisis Sikap dan Perilaku Konsumen terhadap Produk Mie Instan *

Edwarsyah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan perilaku konsumen mie
instan, dan mengetahui bobot relative dari attribut yang mempengaruhinya.
Selain itu dalam penelitian ini dilakukan analisis brand awareness dan brand
switching terhadap merek mie instan yang beredar di pasaran.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari 200 responden di wilayah
Jakarta Selatan. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
analisis deskriptif, analisis faktor, analisa korelasi spearman, analisis korelasi
Mann-Whitney. Sedangkan untuk mengukur sikap dan perilaku digunakan
model multi attribut fishbein , norma subjektif dan Teori Tindakan Beralasan/
theory of reasoned action.
Hasil penelitian memperlihatkan profil responden sebagai berikut sebanyak 162
orang (81%) berusia 19-45 tahun, dan mayoritas adalah pria (58%) dan berprofesi
sebagai pegawai swasta (36.5%), 56.5% responden berpenghasilan rata-rata
perbulan berkisar dari Rp. 500.000 – Rp. 2.000.000, berpendidikan berpendidikan
SMA/sederajat ke atas sebanyak 79%.
Hasil dari analisa sikap fishbein adalah sebagai berikut attribut evaluasi yang
paling penting adalah banyaknya variasi rasa sebesar 2.57, kemudian harga,
kecepatan dan kepraktisan dalam penyajian, kehalalan serta kemudahan dengan
skor masing masing sebesar 2.54, 2.48 dan 2.46. Nilai evaluasi terkecil diberikan
pada atribut kemasan sebesar 1.58. Hal ini menggambarkan bahwa responden
menganggap attribut kemasan kurang penting dibandingkan atribut lainnya.
Meskipun demikian skor tersebut masih dalam katagori penting.
Untuk merek Indomie responden memberikan skor kepercayaan tertinggi pada
banyaknya variasi rasa sebesar 6.27, dan kemudahan mendapatkan produk
sebesar 6.04. Untuk nilai terendah diberikan responden pada atribut harga dan
porsi mie instan sebesar 5.12 dan 5.45. Sebagai market leader Indofood
memberikan harga premium dibanding pesaingnya, sedangkan untuk porsi
memang lebih kecil (hanya 80 gr) dengan tujuan mendapatkan laba yang lebih
besar. Nilai rata-rata skor sikap adalah 114.41 yang berarti sikap responden
terhadap indomie adalah sangat baik.
Nilai rata-rata kepercayaan untuk Mie Sedap berada pada rentang 4.61 – 5.80
yang menggambarkan umumnya responden setuju bahwa Mie Sedap
mempunyai atribut yang dievaluasi. Skor tertinggi sebesar 5.57 untuk atribut
cepat dan praktis dalam penyajian, sedang untuk jumlah porsi dan kemudahan
mendapatkan nilai skornya adalah 5.49. Strategi perusahaan untuk menyaingi
Indofood, dengan jalan memposisikan sebagai produk yang kualitas samaii
dengan harga yang lebih murah (nilai kepercayaan harga lebih tinggi dari merek
Indomie) dan porsi yang lebih berat (90 gr). Skor total sebesar 103.80 menjadikan
mie sedap menjadi peringkat kedua setelah Indomie dengan katagori baik.
Urutan ketiga dalam skor sikap adalah Alhami, produk yang membawa isu
masalah kehalalan produk justru dinilai oleh responden paling rendah, skor
halal untuk merek ini hanya 5.22 dibandingkan dengan Gaga mie sebesar 5.30
terlebih jika dibandingkan dengan Mie Sedap (5.47) atau Indomie (5.90). Skor
kepercayaan secara keseluruhan berada di bawah produk Mie Sedap. Total skor
sikap untuk Alhami sebesar 92.19 dengan katagori baik. Sedangkan skor
penilaian terkecil adalah untuk Gaga Mie, namun jika dibandingkan dengan
Alhami produk ini hanya terpaut sedikit saja, sehingga ada beberapa aspek yang
dianggap oleh responden lebih baik dari Alhami, misalnya untuk porsi yang
lebih banyak serta nilai gizi yang dikandungnya. Skor secara keseluruhan masih
dalam katagori baik yaitu sebesar 92.28.
Analisa norma subjektif menyimpulkan faktor ekstenal yang mempengaruhi
pembelian mie instan adalah petugas promosi. Hal ini dapat disikapi oleh
perusahaan dengan memberikan penekanan pada promosi produk, baik melalui
promosi above line misalnya melalui media TV atau Radio.
Analisa Teori Tindakan Beralasan digunakan untuk menguji apakah sikap
responden berhubungan kuat dengan perilaku pembeliannya. Hasilnya untuk
merek mie yang dianalisa yaitu Indomie, Mie Sedap ,Alhami , dan Gagamie
adalah keempat merek yang dianalisa mempunyai nilai B ~ BI positip (lebih
besar dari nol) maka perilaku konsumen untuk merek tersebut di atas adalah
baik atau positif. Indomie mempunyai nilai terbesar yaitu 76.65 dibandingkan
nilai merek lain menggambarkan sikap konsumen cenderung untuk melakukan
pembelian terhadap Indomie lebih besar.
Dari analisa sikap dan perilaku fishbein, sebagai leader strategi produk yang
diambil adalah dengan menjaga nilai kepercayaan untuk attribut yang paling
dipentingkan oleh responden tetap tinggi, sebagai penantang strategi produk
yang diambil adalah mencari kelemahan dari leader yaitu untuk atribut
ukuran/porsi, dengan jalan memproduksi mie yang lebih besar ukurannya dari
produk leader. Sedangkan sebagai pengikut berusaha untuk meningkatkan
kepecayaan responden untuk atribut produk yang dievaluasi, yaitu dengan
meniru/menyamai produk leader. Strategi harga yang diambil oleh market
leader adalah dengan memimpin dalam hal perubahan harga dengan
menerapkan harga yang tidak berbeda jauh dengan penantangnya, untuk
penantang sebagai penantang strategi yang diambil adalah tetap melakukan
effisiensi biaya (cost leadership), diantaranya dapat dilakukan dengan
mendesain harga pokok penjualan (HPP) yang lebih rendah dibanding market
leader. Dan sebagai pengikut harus menurunkan harga sehingga dapat bersaing
merebut pangsa konsumen yang masih sensitive terhadap harga. Sebagai leader
strategi promosi yang diambil adalah dengan mempertahankan dan
meningkatkan intensitas promosi melalui iklan televisi, sebagai penantang
strategi yang diambil adalah menantang melalui iklan media televisi daniii
promosi penjualan seperti pemberian hadiah. Dan sebagai pengikut adalah
meniru cara berpromosi market leader. Sebagai leader strategi distribusi yang
diambil dengan konsenstrasi dan konsilidasi pada jalur distribusi dengan sudah
dikuasai, sebagai penantang strategi yang diambil adalah dengan memperluas
jalur distribusi yang ada secara terus menerus, dan sebagai pengikut strategi
yang diambil dengan cara konsenstrasi pada daerah yang kurang diminati
pemimpin pasar.
Penelitian mempunyai kelemahan karena tidak menganalisa semua merek,
untuk memperbaikinya maka disarankan untuk menganalisa semua merek mie
instan yang beredar dan memperluas wilayah penelitian.
Kata kunci : fishbein, Indomie, Mie Sedap, Alhami , Gagamie, analisa factor.




  1. Variable – variable yang ada di dalam jurnal di atas, sebagai berikut :
-          Penelitian terhadap beberapa orang yang menyukai mie instan
-          Penelitian terhadap beberapa macam mie instan
  1. Kelemahan dan Kelebihan jurnal dia atas ;
-          Kelemahan dari jurnal di atas kurang ada penjelasan yang lengkap dan tabel penyelesaian dari analisa perilaku konsumennya
-          Kelebihan dari jurnal di atas metode yang dgunakan lebih lengkap dan bervariasi yang tidak hanya menggunakan metode yang biasa digunakan pada umumnya
  1. Metode yang digunakan :
-          Analisa Deskriptif
-          Analisa Faktor
-          Analisa Korelasi Spearman
-          Dan Analisa korelasi Mann-Whitney
Sedangkan untuk mengukur sikap dan perilaku konsumen,menggunakan metode :
-          Multi Attribut Fishbein
-          Norma Subjektif
-          Dan Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)

  1. Pembahasan
Mengenai minat konsumen terhadap berbagai macam produk mie instan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar